Tulang daun terdiri dari ikatan pembuluh yang disusun oleh xilem dan floem. Xilem berfungsi sebagai jalur transportasi air dan garam-garam yang berasal dari akar, melalui batang menuju ke daun dan selanjutnya didistribusikan ke seluruh jaringan yang terdapat dalam mesofil pada helaian daun. Sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis yang terjadi dalam mesofil daun menuju batang dan akar tumbuhan. Selain itu, tulang daun juga berfungsi sebagai kerangka yang memberikan kekuatan dan bentuk helai daun (Hadisunarso dan Djuita, 2017: 28). Menurut Tjitrosoepomo (2019: 35), berdasarkan ukurannya tulang daun dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Ibu tulang (costa), yaitu
tulang yang ukurannya besar dan merupakan lanjutan dari tangkai daun yang
berada di tengah-tengah helaian daun.
b. Tulang talang cabang (nervus
lateralis), yaitu tulang tulang yang lebih kecil dari ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini.
c. Urat-urat daun (vendor),
adalah tulang-tulang cabang yang kecil atau lembut yang satu sama lain, beserta
tulang tulang yang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala.
Menurut Hadisunarso dan
Djuita (2017: 28-29), ibu tulang daun dapat berada di tengah-tengah daun
sehingga daunnya simetris dan ada pula ibu tulang yang berada tidak di
tengah-tengah helai daun sehingga daunnya tidak simetris (asimetris) misalnya
pada daun selanjutnya dapat bercabang lagi menjadi tulang daun tingkat 2, dan
begitu seterusnya. Menurut Tjitrosoepomo (2019: 36), Tulang daun tingkat 1
tumbuh menuju ke bagian tepi daun, ada yang dapat mencapai tepi daun dan ada
yang tidak dapat mencapai tepi daun. Tulang cabang yang tidak mencapai tepi
daun ini berhenti bebas tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga ada
yang melengkung ke atas dan berhubungan dengan tulang cabang diatasnya dan membentuk
tulang pinggir. Terbentuknya tulang pinggir ini membuat tepi daun menjadi lebih
kuat dan tidak mudah koyak, misalnya pada daun kedondong (Spondias dulcis Forst.)
dan daun pisang (Musa paradisiaca L.).
Menurut Begonia. Ibu
tulang daun dapat bercabang membentuk tulang cabang ordo/tingkat 1 yang Tjirosoepoัะพ
(2019: 38-40) ada beberapa susunan pertulangan daun,
yaitu:
1.
Pertulangan daun menyirip (penninervis), yaitu ibu tulang daun bercabang
ke kiri dan ke kanan sehingga mirip dengan tulang ikan. Daun dengan tulang menyirip
dapat kita temui pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun
kasai (Pometia pinnata).
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Ordo :
Sapindales Famili
: Sapindaceae Genus
: Pometia Spesies : Pometia pinnata |
Gambar Daun Kasai (Sumber : Dokumentasi Pribadi) |
2.
Pertulangan daun menjari (palminervis), yaitu beberapa tulang cabang
besar bermuara/bertemu pada ujung tangkai daun. Umumnya terdapat pada tumbuhan berbiji
belah (dikotil), misalnya papaya (Carica papaya).
Klasifikasi
Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta Kelas
: Dicotyledonae Ordo :
Arecales Famili
: Caricaceae Genus
: Carica Spesies
: Carica papaya L. |
Gambar Daun Pepaya (Sumber : Dokumentasi Pribadi) |
Tumbuhan
ini menciptakan daun selama sepanjang tahun. Daun-daun akan menguning dan
terlepas dari pohon ketika usianya mencapai 4-6 bulan Masyarakat Rokan Hulu
menggunakan tumbuhan ini untuk mengobati sakit perut. Pengolahannya dengan cara
merebus daunnya dan airnya diminum.
3.
Pertulangan daun melengkung (cervinervis), yaitu beberapa tulang cabang memanjang
dan melengkung menuju ujung daun. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang tergolong
dalam tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) misalnya daun kecubung (Datura
metel).
Klasifikasi Kingdom
: Plantae Subdivisi
: Spermatophytes Divisi
: Spermatophyta Ordo :
Solonales Famili
: Splanaceae Genus
: Datura Spesies
: Datura metel |
Gambar Daun Kecubung (Sumber : Dokumentasi Pribadi) |
4)
Pertulangan daun sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), yaitu
tulang-tulang
daun
kecil yang sejajar (dari pangkal sampai ujung daun) dengan tulang tengah
daun
yang besar. Misalnya pada daun bawang dayak (Eleutherine bulbosa).
Liliopsida:
Klasifikasi
Kingdom : Plantae Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Liliopsida Ordo :
Liliales Famili
: Iridaceae Genus
: Eleutherine Spesies
: Eleutherine bulbosa |
Gambar Bawang Dayak (Sumber : Dokumentasi Pribadi) |
Tulang daun sejajar dengan tepi daun yang
rata. Tanaman ini bisa dipakai sebagai obat. Akar serabut berwarna coklat muda.
Menurut Rosalia et al (2022), E. Bulbosa sering tumbuh bebas di
hutan. Tumbuhan ini memiliki tinggi mencapai 30 cm. Jenis daun berbentuk pita.
Ujung daun runcing. Bunganya tunggal, berwarna putih, dan terletak di
ketiak
daun atas. Bunga ini biasanya berkumpul membentuk gerombol yang terdiri dari 4
sampai 10 bunga tumbuhan ini memiliki buah berbentuk. Kegunaan bawang dayak di
Kecamatan Rambah Hilir untuk mengobati demam. Bagian yang digunakan yaitu umbi.
Cara pengolahan dengan merebus umbi yang telah di iris tipis-tipis. Setelah itu
direbus sampai mendidih dan di minum airnya.
Dari uraian mengenai susunan tulang daun di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa (Dicotyledoneae) susunan tulang daun pada
tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) mempunyai daun yang bertulang
menyirip atau menjari, Sedangkan pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae)
mempunyai daun yang bertulang melengkung pengecualian selalu ada, artinya dari
golongan tumbuhan biji belah ada pula yang mempunyai daun yang bertulang
melengkung, misalnya pada daun sirih (Piper betle L.). Sebaliknya pada
tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) ada pula yang mempunyai daun
yang bertulang menyirip, misalnya daun tasbih (Canna hybrida Hort.)
(Tjitrosoepomo, 2019: 41
0 comments:
Post a Comment